Meningkatnya permintaan energi, kekurangan bahan bakar fosil dan permasalahan lingkungan yang serius telah menimbulkan kekhawatiran besar terhadap pengembangan energi terbarukan yang bersih. Dunia saat ini sedang menjalani masa transisi dari ketergantungan pada energi fosil ke eksplorasi sumber energi alternatif. Sebagai bagian dari transisi ini, energi biomassa telah muncul sebagai peluang pengembangan yang menjanjikan. Semakin banyak negara yang menyadari bahwa pembangunan di masa depan tidak dapat dicapai tanpa pengembangan energi biomassa. Sebagai sumber energi terbesar keempat, biomassa adalah sumber energi terbarukan utama. Karena biomassa ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil, maka biomassa mendapat perhatian luas. Bahan bakar, bahan kimia dan bahan karbon dapat bersumber dari biomassa. Namun, karena kepadatan energi-volumetrik yang rendah, kemampuan penggilingan dan pengangkutan yang buruk, penggunaan langsung biomassa dalam skala besar berada dalam masalah.
Pirolisis cepat mampu mengatasi permasalahan tersebut secara efektif. Biomassa diubah menjadi biofuel dengan kepadatan energi tinggi melalui pirolisis cepat, seperti bio-oil dan biochar, dengan biaya transportasi lebih rendah dan penerapan yang luas. Bio-oil dianggap sebagai pesaing yang menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar minyak bumi untuk berbagai instalasi termal. Namun, nilai kalor yang rendah, stabilitas yang buruk, dan korosi menghambat pengembangan bio-oil lebih lanjut. Aplikasi biochar sebagai bahan bakar juga bergantung pada distribusi partikel halus, karena bubuk biochar halus mudah terbakar selama pengangkutan/penyimpanan dan bahkan dapat menyebabkan pembakaran spontan bila terkena oksigen.
Biochar disuspensikan dalam bio-oil dengan rasio pencampuran tertentu untuk menyiapkan bioslurry, yang dapat mengatasi masalah biochar dan bio-oil bila digunakan secara terpisah. Pengembang komersial seperti Dynomotive ( BioOil Plus ) dan Karlsruhe ( Bioliq ) awalnya mengembangkan konsep bioslurry dalam upaya mengurangi biaya transportasi. Kelompok peneliti di Curtin University telah memberikan sejumlah kontribusi besar pada bahan bakar bioslurry, termasuk kelayakan ekonomi, sifat dan pemanfaatannya. Bioslurry cocok untuk berbagai peralatan pembakaran stasioner. Dibandingkan dengan rantai pasokan biomassa, semakin jauh jarak transportasi antara area pengumpulan biomassa dan pembangkit listrik tenaga batu bara menghasilkan lebih banyak manfaat energi dan karbon.