Dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim dengan menghindari atau menyerap CO₂, telah ditunjukkan banyak minat dalam solusi “rekayasa” (seperti penyimpanan karbon melalui pemompaan dan penyimpanan CO2 di bawah tanah).
Kita semua juga ingin “menyesuaikan” alam untuk meningkatkan penyerapan karbon di tanah, air, atau vegetasi (misalnya, melalui spesies tanaman baru dan perubahan pengelolaan lahan).
Konsep dan penerapan biochar terletak di antara keduanya. Ini melibatkan proses rekayasa (pirolisis – lebih lanjut nanti) dan penerapan produk ke lingkungan alami (tanah) untuk menyerap karbon dan, dalam kondisi ideal, memperbaiki kondisi tanah.
Pada gilirannya, ini akan menghasilkan lebih banyak biomassa dan tanah yang berkelanjutan. Para pendukung berpendapat bahwa dengan merangkul konsep biochar, Australia dapat mengimbangi sejumlah besar emisinya.
Selain itu, para pendukung berpendapat, akan ada peningkatan produktivitas tanaman sambil mengurangi penggunaan pupuk. Kita juga bisa menghindari emisi TPA dengan memanfaatkan limbah untuk menghasilkan biochar dan bioenergi.
Biochar dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi, tetapi hanya jika kita juga mengurangi emisi kita secara signifikan. Biochar, bioenergi, dan sumber energi alternatif lainnya tidak akan banyak membuat perbedaan hanya dengan sendirinya.
Intinya, biochar harus dilihat sebagai salah satu dari banyak peluang yang perlu kita selidiki dan manfaatkan untuk mengurangi emisi kita, tetapi kita tidak dapat mengandalkannya untuk menyelesaikan masalah emisi gas rumah kaca kita.
Faktanya adalah bahwa ekonomi intensif emisi perlu diubah menjadi ekonomi pengurangan emisi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
By, Admin