Modifikasi Biochar oleh Asam Sulfat

Modifikasi Biochar oleh Asam Sulfat

Salinitas tanah dan sodisitas menjadi perhatian serius di seluruh dunia. Garam larut tinggi dan konsentrasi natrium menurunkan produktivitas tanah dan membatasi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk mengurangi kelebihan natrium (Na + ) di badan air dan tanah untuk menghambat degradasi fungsi ekologis tanah. Hingga saat ini, berbagai teknik, termasuk pelindian garam dan aplikasi bahan amandemen yang berbeda, seperti gipsum dan bahan organik, telah digunakan untuk degradasi Na + dari air dan tanah. Namun demikian, penerapan adsorben dalam zona salin-alkali terbatas karena biaya tinggi, sumber daya yang tidak dapat didaur ulang, dan kebutuhan untuk menjadi lebih ramah lingkungan.

Biochar, yang berasal dari limbah biomassa pertanian melalui pirolisis (kondisi bebas oksigen atau terbatas oksigen), telah menunjukkan masa depan yang menjanjikan dalam remediasi tanah dan larutan berair. Biochar adalah bahan kaya karbon dengan struktur berpori yang baik. Banyak gugus fungsi, seperti –OH, –COOH, dan –CHO, berkontribusi pada proses penyerapan kation yang berbeda. Namun demikian, sifat adsorpsi biochar dapat bervariasi dengan bahan baku lain dan kondisi pirolisis.

Sementara banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji kapasitas biochar dalam menyerap kontaminan organik dan logam berat polusi, sepengetahuan penulis, beberapa penelitian dilakukan untuk menguji kapasitas biochar untuk menyerap ion natrium dari air garam. Asam sulfat memulihkan air garam-sodik dan tanah dengan mengatur keseimbangan asam-basa dan komunitas mikroba.

Untuk menyelidiki pengaruh modifikasi asam sulfat pada kapasitas biochar untuk menyerap Na + dan mengeksplorasi mekanisme yang rumit selama proses adsorpsi, biochar yang berasal dari tongkol jagung, batang jagung, dan alang-alang dimodifikasi secara kimiawi dengan asam sulfat pekat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish